Kamis, 01 Desember 2011

10 galaksi lain yg harus kita ketahui


1. The Sombrero Galaxy
Posisi pertama foto terindah ditempati oleh The Sombrero Galaxy yang berjarak 28 juta tahun cahaya dari bumi - terpilih sebagai foto terbagus yang diambil oleh HubbleSpace teleskop. Dimensi galaxy, yang disebut dengan nama M104, sangat spektakular mempunyai 800 milyar matahari dan berjarak 50 ribu tahun cahaya dari ujung ke ujung nya.
Top 10 Hubble Space Pictures



2. The Ant Nebula
Awan dari debu dan gas yang secara teknikal benama Mz3 kelihatan seperti semut ketika dilihat dari teleskop dari bawah. The Ant Nebula berjarak 3000 dan 6000 tahun cahaya dari bumi
Top 10 Hubble Space Pictures



3. Nebula NGC 2392
Posisi ketiga diduduki oleh Nebula NGC 2393 yang bernama Ekskimo karena kelihatan seperti sebuah wajah yang dikelilingi oleh tutup yang mirip rambut-rambut. Tutup ini adalah cincin yang berbentuk komet yang terbang dari bintang bintang berwarna. Ekskimo berjarak 5000 tahun cahaya dari bumi



Top 10 Hubble Space Pictures



4. Cat's Eye Nebula
Top 10 Hubble Space Pictures






5. The Hourglass Nebula
Berjarak 8,000 tahun cahaya dari bumi
Seperti diperas di tengah karena angin yang membentuknya lebih lemah di pusat nya



Top 10 Hubble Space Pictures



6. Cone Nebula.
Berjarak 2.5 tahun cahaya (yang setara dengan 23 juta trip pulang pergi ke bulan)
Top 10 Hubble Space Pictures



7. The Perfect Storm
Top 10 Hubble Space Pictures




8. Starry Night
Dinamai Starry Night karena mengigatkan para astronom dengan lukisan Van Gogh yang memiliki cahaya di sekitar bintang-bintang di bima sakti
Top 10 Hubble Space Pictures



9. The glowering eyes
The glowering eyes berjarak 114 juta tahun cahaya dan merupakan gabungan dari dua galaxy yang bernama NGC 2207 dan IC 2163
Top 10 Hubble Space Pictures



10. The Trifid Nebula. A 'stellar nursery'
berjarak 9,000 tahun cahaya dari bumi dan merupakan tempat dimana bintang-bintang baru, it is where new stars are being born.



Top 10  Hubble Space Pictures

5 hal jika kita berada di bulan

1) Langit hitam dan tidak ada warna-warni seperti saat matahari terbenam karena kita membutuhkan atmosfer untuk menyebarkan cahaya supaya dapat melihat warna-warninya.


2) Tak ada suara karena suara membutuhkan udara agar bisa terdengar


3) Bumi terlihat seperti sebuah bola raksasa berwarna biru


4) Gravitasi bulan hanya seperenam gravitasi bumi. Jika berat kita di bumi 36 kg, maka berat kita di bulan akan sama dengan seekor anjing kecil


5) Di bulan, kita bisa melempar sebuah bola lebih jauh, melompat lebih tinggi, dan merasa seakan-akan kita melakukan lompat jauh melayang pada setiap langkah! Setiap kali kita memukul bola kasti misalnya, bolanya akan terbang jauh sampai tak terlihat


6) Di bulan, kita akan menjadi lebih tinggi. Di bumi, gravitasi menekan tulang-tulang di punggung kita, sehingga menyatu sangat kuat. Namun di bulan, gravitasi yang lebih rendah membuat tulang-tulang punggung kita tidak terkumpul terlalu padat. Ruang eksta memberi kita tinggi ekstra.

10 fakta tentang hidup di ruang angkasa

1. Satu hari mengalami 17x matahari terbit

Matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit di orbit , sehingga sangat sulit untuk tidur nyenyak karena tidak adanya hari normal / siklus malam. Untuk mengatasi ini, administrator ISS mengatur jadwal astronot untuk menjaga agar kegiatan mereka sesuai. Jam onboard ISS diset ke Greenwich Mean Time (GMT). Untuk menjaga astronot tetap pada jadwalnya, Mission Control melakukan panggilan saat bangun tidur. Untuk mengisi waktu Mereka biasanya memainkan musik dan kegiatan sejenisnya


2. Kamu Akan Tumbuh lebih tinggi

Tanpa gaya tekan gravitasi, tulang belakang kamu berkembang dan kamu tumbuh lebih tinggi, biasanya antara 5cm dan 8cm. Sayangnya, tinggi ekstra dapat membawa komplikasi, yang dapat mencakup masalah sakit punggung dan saraf.


3. Berhenti Mendengkur

Sebuah studi 2001 menunjukkan bahwa astronot yang mendengkur di Bumi tertidur diam di ruang angkasa. Itu karena gravitasi memainkan peran yang dominan dalam generasi apneas, hypopneas, dan mendengkur. NASA bahkan telah merekam aktivitas awak kapal yang sering mendengkur , tetapi efek gravitasi nol muncul untuk mengurangi mendengkur.


4. Beberapa makanan dan bumbu membutuhkan penambahan air untuk dimakan

Dalam pesawat, garam dan merica tersedia tetapi hanya dalam bentuk cair. Hal ini karena astronot tidak menaburkan garam dan merica pada makanan mereka di ruang angkasa. Garam dan merica hanya akan mengambang. Sangat berbahaya karena bisa menyumbat ventilasi udara, mencemari peralatan atau terjebak dalam mulut, mata atau hidung astronot.


5. Astronot terlama yang tinggal di pesawat selama 438 hari

Rekor untuk misi terlama dipegang oleh kosmonot Rusia Valeri Polyakov, yang menyelesaikan 438 hari (atau 14 bulan) perjalanan dinas di dalam stasiun ruang angkasa Mir pada tahun 1995


6. Hanya 3 orang yang pernah meninggal di pesawat antariksa

Para awak dari Soyuz 11, Georgi Dobrovolski, Viktor Patsayev dan Vladislav Volkov, tewas setelah undocking dari stasiun ruang angkasa Salyut 1 setelah tinggal tiga minggu.


7. Hampir setiap astronot mengalami space sickness

Dengan tidak adanya gravitasi, sinyal dari sistem vestibulary dan reseptor tekanan menjadi kacau. Efeknya biasanya menyebabkan disorientasi pada tubuh: banyak astronot tiba-tiba merasa diri mereka seperti terbalik, atau bahkan mengalami kesulitan dalam penginderaan lokasi lengan dan kaki mereka sendiri. disorientasi ini adalah penyebab utama dari apa yang disebut Space Adaptasi Syndrome


8. Hal yang paling sulit adalah untuk Adaptasi ketika kamu kembali dari ruang angkasa

Ketika mereka kembali ke bumi, astronot harus beradaptasi kembali seperti pengalaman ketika mereka pertama kali ke ruang angkasa. Ada satu fase adaptasi yang agak lama untuk di biasakan, Beberapa kosmonot Rusia telah melaporkan bahwa beberapa bulan setelah penerbangan , mereka masih sesekali melepaskan cangkir atau benda lain di udara - dan bingung ketika jatuh ke lantai


9. Radiasi Cosmic membuat kamu melihat Silauan saat berkedip

Menatap keluar dari kapsul ruang mereka, astronot Apollo menyaksikan pemandangan yang manusia belum pernah lihat sebelumnya. Mereka melihat pemandangan bumi yang biru terang terhadap. Mereka melihat sisi jauh Bulan. Mereka juga melihat kilatan cahaya aneh di dalam bola mata mereka!


10. Kamu mungkin harus mengambil spons mandi untuk kebersihan diri

Sementara stasiun seperti Skylab dan Mir telah dilengkapi dengan pancuran,Banyak astronot mengganti spons mandi dengan menggunakan waslap atau handuk basah. Hal ini akan mengurangi jumlah air yang dikonsumsi. Setiap astronot juga akan memiliki kit kebersihan diri dengan sikat gigi, pasta gigi, shampoo, pisau cukur dan perlengkapan mandi dasar lainnya.

5 keunikan planet yupiter

1. Tercepat Mengitari Orbit
Selain besar, Jupiter juga merupakat planet tercepat dalam mengitari orbit. Hanya butuh sekitar sepuluh jam untuk menyelesaikan satu rotasi. Kecepatan rotasi memberi kontribusi kuat pada bidang magnetik planet bersama radiasi yang mengelilinginya.
Orbit Jupiter (sumber gambar : springerimages.com)

2. Planet Bercincin
Terdapat cincin yang mengitari Jupiter. Cincin utama debu yang tertinggal dari Meteoroid saat bertabrakan dengan empat bulan (Thebe, Metis, Adrastea dan Almathea). Para Ilmuwan baru-baru ini menemukan cincin samara menyerupai bentuk donat dengan nama halo cincin.
Cincin Jupiter (sumber gambar : spatialreasoning.net)

3. Terdapat Badai
Badai yang terjadi di Jupiter memiliki beberapa kesamaan dengan badai di Bumi. Badai di Jupiter tidak berlangsung lama, rata-rata 3-4 hari. Namun badai besar kuat bisa terjadi akibat debu yang membuat udara basah naik ke bagian atas troposfer yang berubah menjadi awan termasuk petir. Badai kuat di Jupiter jauh lebih besar dari pada di Bumi. Badai besar dialami di Jupiter setiap 15-17 tahun sekali.
Ilustrasi Badai di Jupiter (sumber gambar : black-cat-studios.com)

4. Pemilik Bulan Terbanyak
Sejauh ini, Jupiter memiliki 63 bulan, 4 bulan besar yang disebut Galilea ditemukan pada 1610 oleh Galileo Galilei. Bulan tersebut adalah Io, Europa, Ganymede dan Callisto. Ganymede adalah bulan terbesar berukuran 3.270 mil. Yang menarik adalah Io yang berisi gunung berapi, danau lava dan kaldera besar. Gunung di Io bisa mencapai ketinggian 52.000 kaki atau 16 kilometer.
Bulan Jupiter (sumber gambar : unit5.org)

5. Terdapat Titik Merah Besar
Pada tahun 1665, astronim Giovanni Cassini pertama kali mengidentifikasi adanya titik merah besar di Jupiter. Terlihat seperti badai raksasa dengan ukuran 40.000 Km. Namun saat ini ukurannya hanya setengah dari ukuran semula. Planet ini terdiri dari hidrogen padat, air, nitrogen, helium. Kencangnya angin dan ion menyebabkan badai dengan petir (mirip titik merah besar)

merkurius planet terdekat di matahari

Merkurius adalah planet di terkecil di dalam tata surya dan juga yang terdekat dengan Matahari dengan kala revolusi 88 hari. Kecerahan planet ini berkisar diantara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo tampak namun tidak mudah terlihat karena sudut pandangnya dengan matahari kecil (dengan rentangan paling jauh sebesar 28,3 derajat. Merkurius hanya bisa terlihat pada saat subuh atau maghrib. Tidak begitu banyak yang diketahui tentang Merkurius karena hanya satu pesawat antariksa yang pernah mendekatinya yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai 1975. Mariner 10 hanya berhasil memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari permukaan planet.
Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti besi yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430 derajat selsius),
Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari zaman orang Sumeria pada milenium ke tiga sebelum masehi. Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama salah satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah abstraksi dari kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap diatas caduceus. Orang Yunani pada zaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada saat matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat matahari terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha (बुध), anak dari Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan “bintang air”. Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah (כוכב חמה), “bintang dari yang panas” (“yang panas” maksudnya matahari). Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada bulan Jupiter, Ganymede dan bulan Saturnus, Titan.

revolusi matahri

Selain melakukan rotasi, bumi juga bergerak mengelilingi matahari atau revolusi bumi. Arah revolusi bumi jika dilihat dari utara, berarah negatif yaitu berlawanan arah jarum jam. Lintasan revolusi berbentuk elips, sehingga suatu saat terjadi jarak terjauh antara bumi dan matahari, yang dinamakan apogea, dan suatu saat juga akan terjadi jarak terdekat antara bumi dan matahari yang dinamakan perigea. Lintasan revolusi bumi membentuk bidang edar yang dinamakan ekliptika. Bidang ekliptika membentuk sudut 66,5o dengan poros bumi.

Lama revolusi bumi adalah 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik atau 365¼ hari. Rentang waktu revolusi bumi ini digunakan untuk menghitung waktu satu tahun yang dianggap 365 hari. Untuk mencocokkan dengan waktu revolusi, maka setiap 4 tahun sekali ditambah satu hari di bulan Februari. Tahun yang memiliki 366 hari ini dinamakan tahun kabisat, contohnya adalah tahun 2004, 2008, 2012, dst.
Beberapa gejala alam yang diakibatkan oleh revolusi bumi yaitu :
  1. Peredaran semu matahari
Matahari sebagai bintang sebenarnya tidak bergerak (diam), namun dilihat dari bumi matahari bergerak dari timur ke barat setiap hari. Selain itu, matahari juga bergerak kea rah utara dan selatan secara periodic setiap tahun. Pergerakan matahari dilihat oleh manusia ini dinamakan peredaran semu matahari.
Akibat kemiringan poros bumi, matahari seakan-akan bergerak ke arah utara dan selatan, yaitu mencapai 23,5o LU dan 23,5o LS. Peristiwa ini secara periodic terjadi dalam satu tahun.
  • Pada tanggal 21 Maret, matahari tepat berada di garis khatulistiwa.
  • Pada tanggal 21 Juni matahari mencapai 23,5o LU.
  • Pada tanggal 23 September, matahari berada di garis khatulistiwa
  • Pada tanggal 22 Desember, matahari berada di 23,5o LS
2. Pergantian musim
Peredaran semu matahari menyebabkan terjadinya perubahan musim di wilayah lintang 23,5o sampai ke kutub. Ini akibat dari intensitas sinar matahari yang menyinari wilayah tersebut. Pada sekitar bulan Juni, matahari berada di lintang utara menyebabkan sinar matahari di daerah kutub utara berlebihan, sehingga menyebabkan terjadinya musim panas. Sebaliknya di kutub selatan akan kekurangan sinar matahari, sehingga menyebabkan musim dingin.
Kemudian sekitar bulan Desember, matahari yang berada di kutub selatan akan mengakibatkan wilayah kutub selatan mengalami musim panas. Sedangkan wilayah kutub utara akan mengalami musin dingin.
Perubahan musim panas ke musim dingin akan terjadi musim gugur, yaitu saat tumbuhan (pepohonan) akan merontokkan daun-daunnya. Sedangkan setelah musim dingin menuju ke musim panas, terjadi musim semi, yaitu musim tumbuhan dan bunga bertunas kembali.
3. Perbedaan panjang siang dan malam
Pada saat musim dingin, malam akan lebih panjang dibanding siang. Hal ini karena cahaya matahari yang didapat hanya sedikit. Sedangkan pada musim panas, siang akan lebih panjang dibanding malam.

sejarah komet halley

DALAM setiap abad ada banyak komet ditemukan, hadir dengan cahaya yang lebih terang dan spektakuler. Namun, dari sekian banyak komet yang pernah tercatat dalam sejarah kehidupan umat manusia, hanya komet Halley yang melegenda, paling sering diingat, dan dibicarakan orang. Ya, Halley, komet periode pendek yang melakukan “penampakan” setiap 75 atau 76 tahun sekali. Hanya saja, sebelum abad ke-17, komet tersebut tidak dikenali sebagai objek yang sama saat ia muncul pada periode kemunculan berikutnya. Berkat jasa Edmond Halley-lah kita kemudian mengetahui perilaku kemunculan komet tersebut.
Edmond Halley, astronom dan matematikawan Inggris, adalah orang pertama yang mempelajari komet tersebut dan kemudian percaya bahwa komet tersebut adalah komet periodik, yang datang tiap beberapa tahun. Ia melakukan pengamatan terhadap komet tersebut pada tahun 1682. Setelah yakin bahwa objek yang diamati memiliki kesamaan dengan dua komet yang diamati Petrus Apianus pada tahun 1531 dan yang diamati Johannes Kepler di Praha pada 1607, Halley kemudian berkesimpulan bahwa tiga komet tersebut adalah objek yang sama dan akan selalu muncul tiap 76 tahun

Bakat luar biasa Halley sudah terlihat sejak ia masih kanak-kanak. Halley lahir tanggal 8 November 1656, dari sebuah keluarga kaya raya di Haggerston, Shoredith, dekat London, Inggris. Ayahnya, yang bernama sama dengannya, Edmond Halley, adalah seorang pengusaha pembuat sabun dan menjual produknya ke seluruh Eropa. Namun, pada saat Halley berusia 10 tahun, ayahnya jatuh bangkrut menyusul terjadinya kebakaran besar yang menghanguskan harta benda milik mereka. Meski demikian, sang ayah tetap berusaha memberi pendidikan terbaik kepada anaknya dengan menyekolahkan Halley ke sekolah pilihan, St. Paul. Saat di sekolah inilah Halley memperlihatkan bakatnya yang luar biasa, memiliki kemampuan sama hebatnya untuk musik klasik dan matematika, mengobservasi perubahan dalam variasi kompas dan mempelajari benda-benda antariksa.

komet halleyPada usianya 17 tahun, Halley masuk ke Queen’s College Oxford (1673). Ketika masuk, Halley seolah sudah mempersiapkan diri sebagai seorang pakar astronomi dengan sejumlah peralatan yang memadai yang dibeli oleh ayahnya. Ia mulai bekerja dengan John Flamsteed pada 1675, seorang astronom Royal Society London, yang membantunya dengan berbagai pengamatan. Dalam kertas kerjanya yang dipublikasikan di the Philosophical Transaction of the Royal Society pada 1675, John Flamsteed memperkenalkan Edmon Halley, seorang anak muda penuh bakat dari Oxford, yang hadir pada berbagai pengamatan dan membantu Flamsteed secara hati-hati dalam banyak kegiatan pengamatan.

Halley membuat pengamatan penting di Oxford, termasuk terjadinya gerhana Mars oleh Bulan pada 21 Agustus 1676 yang dipublikasikan di Philosophical Transactions of the Royal Society. Namun, ia menghentikan pendidikan pada November 1676 dan berlayar ke Pulau St. Helena, wilayah di sebelah selatan ekuator. Kepergiannya ke St. Elena tampaknya terkait dengan pembukaan Royal Observatory di Greenwich pada tahun 1675. Saat itu, Flamsteed mendapat tugas melakukan pemetaan mengenai bintang-bintang di bumi belahan selatan dan Halley diputuskan melengkapi program tersebut dengan tugas yang harusnya dikerjakan John Flamsteed.

Sayangnya, tugas tersebut tidak didukung pendanaan yang memadai. Halley hanya mendapat dukungan dari sang ayah dan dari sedikit orang yang disurati oleh Raja Charles II di East India Company agar mebantu Halley dan koleganya di St. Elena. Orang penting lainnya yang mendukung Halley adalah Brouncker, Presiden the Royal Society dan Jonas Moore yang sangat berpengaruh dalam pendirian the Royal Observatory di Greenwich. Meski menghadapi berbagai kendala selama di St. Elena, namun setelah bekerja selama 18 bulan Halley berhasil menyusun daftar 341 bintang di belahan selatan ekuator dan menemukan gugusan bintang pada rasi Centaurus.

Halley kembali ke Inggris pada 1678 dan memublikasikan daftar bintang di bumi belahan selatan. Meski tidak menamatkan sekolahnya di Oxford, Halley mampu membawa dirinya dalam reputasi sebagai salah satu astronom berpengaruh. Berbagai penghargaan pun dengan cepat datang padanya. Bahkan ia bisa lulus di Universitas Oxford pada 3 Desember 1678 tanpa harus melewati ujian. Ia lulus atas maklumat dan perintah dari Raja Charles II. Ia juga terpilih menjadi anggota Royal Society pada 30 November 1678, pada usia 22 tahun sehingga menjadikannya sebagai anggota termuda. Pada tahun 1720 Halley berhasil menggantikan John Flamsteed sebagai astronom Royal Society, satu posisi ia pegang hingga kematiannya.

fakta unik seputar astronomi

OBJEK TERBESAR DI TATA SURYA  :  Matahari adalah objek paling besar dalam tata surya kita dengan diameter (pada equator) sepanjang 1.392.140 km. Urutan kedua ditempati oleh planet Jupiter dengan diameter 142.984 km. Di urutan berikutnya berturut-turut adalah Saturnus (120.536 km), Uranus (51.118 km), dan Neptunus (49.600 km). Bumi kita menempati urutan ke-6 dalam daftar ini dengan diameter 12.756 km, disusul oleh Venus (12.103 km) dan Mars (6.794 km). Urutan ke-9 dan ke-10 diduduki oleh dua buah satelit alam masing masing Ganymede, satelit Jupiter (5.262 km) dan Titan, satelit Saturnus (5.150 km).

SATELIT ALAM TERBESAR : Ganymede dan Titan merupakan satelit alam (bulan) terbesar dalam tata surya kita. Berikutnya berturut-turut disusul oleh Callisto (Jupiter/4.820 km) dan Io (Jupiter/3.632 km). Bulan kita menempati peringkat kelima dengan diameter 3.475 km. Sementara itu, Europa (Jupiter/3.126 km), Triton (Neptunus/2750 km), dan Titania (Uranus/1.580 km) menyusul di urutan selanjutnya. Daftar ini ditutup dengan Rhea (Saturnus/1.530 km) dan Oberon (Uranus/1.516 km) masing-masing di urutan ke-9 dan 10.
 
ANOMALI VENUS – Venus berotasi pada sumbunya sedemikian lambat, bahkan lebih lambat daripada periode orbitnya. Akibatnya satu tahun disana adalah lebih pendek daripada satu harinya (sehari di Venus setara dengan 243 hari di Bumi, sementara satu tahun Venus setara 225 hari Bumi). Disamping itu Venus diketahui berotasi dari arah timur ke barat, kebalikan dari planet-planet lain di tata surya kita yang berotasi dari barat ke timur, karena itu di Venus matahari terbit dari arah barat dan terbenam di timur.

SATELIT ALAM – Diantara kesemua planet anggota tata surya, hanya Bumi yang mempuyai satu-satunya satelit alam. Sementara itu, dua planat diantaranya, yakni Merkurius dan Venus sama sekali tidak memiliki satelit. Planet-planet bagian luar di tata surya umumnya kaya akan satelit alam. Hingga kini, telah diketemukan puluhan satelit alam yang mengedari planet Jupiter, Saturnus dan Uranus. Tidak semua satelit alam berbentuk bundar, tipikal sebuah planet. Kedua satelit Mars, Phobos dan Deimos serta satelit-satelit kecil yang mengedari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus diketahui memiliki bentuk yang tidak beraturan

fakta tentang "black hole"


Fakta-fakta unik lubang hitam black hole
Cahaya melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari kepala Anda sendiri.

Di bagian dalam sebuah lubang hitam, ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu berlaku kebalikan: seperti halnya saat ini Anda tidak dapat menghindar dari perjalanan menuju masa depan, di dalam lubang hitam Anda tidak dapat mengelak dari singularitas sentral.

Apabila Anda berdiri pada sebuah jarak aman dari lubang hitam dan melihat seorang teman terjatuh ke dalamnya, dia akan terlihat bergerak melamban dan hampir berhenti ketika sampai di tepian event horizon. Bayangan teman itu akan memudar dengan sangat cepat. Sayangnya, dari sudut pandangnya sendiri dia akan melintasi event horizon dengan aman, dan akan bertemu dengan ajalnya di singularitas.

Lubang-lubang hitam adalah objek-objek yang paling sederhana di jagat raya. Anda dapat menggambarkannya secara utuh dengan hanya mengetahui massa, olakan, dan muatan listriknya. Sebaliknya, untuk melukiskan secara utuh sebutir debu saja, Anda harus menjelaskan posisi dan kondisi seluruh atomnya.

Seperti yang ditemukan Hawking, lubang-lubang hitam dapat menguap, tetapi dengan sangat lambat. Bahkan untuk seukuran massa sebuah gunung akan bertahan selama sepuluh miliar tahun, dan untuk massa yang sama dengan matahari proses penguapan akan selesai setelah 10^ 67 tahun.

Lubang hitam tidak meradiasikan cahaya, dan sebuah objek yang terjatuh ke dalamnya tidak akan mampu lagi memancarkan cahayanya. Semua itu menjadikan upaya mendeteksi lubang hitam akan sangat menantang. Hanya ketika sebuah lubang hitam berada dalam wujudnya yang kembar dan efek gravitasi menyebabkan pasangannya itu menghasilkan gas, kita dapat mendeteksi sinar-X. Sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar lubang hitam terlihat sangat mirip dengan sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar bintang-bintang neutron.

Anda dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang tidak terlihat.

kejadian yg terjadi di SEGITIGA BERMUDA

  • 1840 : HMS Rosalie
  • 1872 : The Mary Celeste, salah satu misteri terbesar lenyapnya beberapa kapal di segitiga bermuda
  • 1909 : The Spray
  • 1917 : SS Timandra
  • 1918 : USS Cyclops (AC-4) lenyap di laut berbadai, namun sebelum berangkat menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai, sangat baik untuk pelayaran
  • 1926 : SS Suduffco hilang dalam cuaca buruk
  • 1938 : HMS Anglo Australian menghilang. Padahal laporan mengatakan cuaca hari itu sangat tenang
  • 1945 : Penerbangan 19 menghilang
  • 1952 : Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang
  • 1962 : US Air Force KB-50, sebuah kapal tanker, lenyap
  • 1970 : Kapal barang Perancis, Milton Latrides lenyap; berlayar dari New Orleans menuju Cape Town.
  • 1972 : Kapal Jerman, Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru
  • 1976 : SS Sylvia L. Ossa lenyap dalam laut 140 mil sebelah barat Bermuda.
  • 1978 : Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902, menghilang setelah lepas landas dan kontak radio terputus
  • 1980 : SS Poet; berlayar menuju Mesir, lenyap dalam badai
  • 1995 : Kapal Jamanic K (dibuat tahun 1943) dilaporkan menghilang setelah melalui Cap Haitien
  • 1997 : Para pelayar menghilang dari kapal pesiar Jerman
  • 1999 : Freighter Genesis hilang setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent.

fakta "segitiga bermuda"

Bagi Anda yang gemar kisah misteri, pasti mengenal Segitiga Bermuda. Wilayah laut di selatan Amerika Serikat dengan titik sudut Miami (di Florida), Puerto Rico (Jamaica), dan Bermuda ini, telah berabad-abad menyimpan kisah yang tak terpecahkan. Misteri demi misteri bahkan telah dicatat oleh pengelana samudera macam Christopher Columbus.
Lebih dari itu, tak jauh dari kapal, pada suatu malam tiba-tiba para awaknya dikejutkan dengan munculnya bola-bola api yang terjun begitu saja ke dalam laut. Mereka juga menyaksikan lintasan cahaya dari arah ufuk yang kemudian menghilang begitu saja.
Begitulah Segitiga Bermuda. Di wilayah ini, indera keenam memang seperti dihantui ’suasana’ yang tak biasa. Namun begitu rombongan Columbus masih terbilang beruntung, karena hanya disuguhi ‘pertunjukkan’. Lain dengan pelintas-pelintas yang lain.


Di lain kisah, Segitiga Bermuda juga telah membungkam puluhan pesawat yang melintasinya. Peristiwa terbesar yang kemudian terkuak sekitar 1990 lalu adalah raibnya iring-iringan lima Grumman TBF Avenger AL AS yang tengah berpatroli melintas wilayah laut ini pada siang hari 5 Desember 1945. Setelah sekitar dua jam penerbangan komandan penerbangan melapor, bahwa dirinya dan anak buahnya seperti mengalami disorientasi. Beberapa menit kemudian kelima TBF Avenger ini pun raib tanpa sempat memberi sinyal SOS.

Hilangnya C-119
Kisah ajaib lainnya adalah hilangnya pesawat transpor C-119 Flying Boxcar pada 7 Juni 1965. Pesawat tambun mesin ganda milik AU AS bermuatan kargo ini, hari itu pukul 7.47 lepas landas dari Lanud Homestead. Pesawat dengan 10 awak ini terbang menuju Lapangan Terbang Grand Turk, Bahama, dan diharapkan mendarat pukul 11.23.


Pesawat ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanannya. Hal ini diketahui dari kontak radio yang masih terdengar hingga pukul 11. Sesungguhnya memang tak ada yang mencurigakan. Kerusakan teknis juga tak pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah sampai tujuan.
“Dalam kontak radio terakhir tak ada indikasi apa-apa bahwa pesawat tengah mengalami masalah. Namun setelah itu kami kehilangan jejaknya,” begitu ungkap juru bicara Penyelamat Pantai Miami. “Besar kemungkinan pesawat mengalami masalah kendali arah (steering trouble) hingga nyasar ke lain arah,” tambahnya.
“Benar-benar aneh. Sebuah pesawat terbang ke arah selatan Bahama dan hilang begitu saja tanpa jejak,” demikian komentar seorang veteran penerbang Perang Dunia II.
Banyak teori kemudian dihubung-hubungkan dengan segala kejadian di sana. Ada yang menyebut teori pelengkungan waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer, dan ada juga teori anomali magnetik-gravitasi. Selain itu ada juga yang mengaitkannya dengan fenomena gampa laut, serangan gelombang tidal, hingga lubang hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana. Aneh-aneh memang analisanya, namun tetap saja tak ada satu pun yang bisa menjelaskannya.

pergerakan gunung

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.

"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS An-Naml: 88)

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat.
Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit pada 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di Kutub Selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di bumi.

Pergerakan kerak bumi ini ditemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut: Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 kilometer, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil.

Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 centimeter per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantik menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Singa di Taman Kosmik

Foto menakjubkan yang ditampilkan di bawah ini diambil menggunakan teleskop bernama VST (VLT Survey Telescope).  Pada foto itu, ada 3 galaksi yang dikenal sebagai Leo Triplet.  Teleskop besar normalnya hanya mempelajari salah satu dari galaksi-galaksi tersebut pada satu waktu. Tapi, dengan VST ketiga anggota galaksi dalam grup tersebut hanya dalam 1 foto.




Tiga galaksi terang di rasi Leo sang singa. Kredit : ESO/INAF-VST/OmegaCAM. Acknowledgement: OmegaCen/Astro-WISE/Kapteyn Institute
Kelompok tiga galaksi itu disebut Leo Triplet karena di malam hari, mereka bisa ditemukan di kumpulan bintang-bintang yang membentuk rasi Leo. Konstelasi atau rasi bintang adalah gambaran yang dibuat dari reka imajinasi manusia yang berbentuk benda, manusia, atau hewan dengan menarik garis imajinasi untuk menghubungkan titik-titik bintang di langit malam.  Leo, kata ini berasal dari bahasa latin yang artinya “Singa”, artinya rasi bintang ini tampak seperti singa.  Tapi kalau kita melihat sendiri, garis yang ditarik antara bintang-bintang itu tidak akan benar-benar tampak seperti singa. Butuh lebih banyak imajinasi untuk memperlihatkan bentuk si raja hutan tersebut.
Mungkin pembaca sudah terbiasa dengan nama rasi bintang seperti Leo, Virgo, Pisces, Capricorn, Gemini, Aquarius, Taurus, Aries, Sagittarius, Cancer, Libra dan Scorpio dari horoskop majalah. Nah, rasi-rasi bintang tersebut disebut konstelasi zodiak.
Di majalah ada yang namanya horoskop yang menggunakan zodiak untuk meramal masa depan orang lain. Ini disebut astrologi. Tapi para astronom tentu tau kalau itu semua tidak benar. Konstelasi zodiak tidak pernah punya kaitan apalagi pengaruh dengan hidup manusia.
Memang masih banyak orang yang mencampuradukkan astronomi dan astrologi, tapi keduanya sebenarnya sangat berbeda. Astronomi adalah sains sedangkan astrologi bukan!
Fakta menarik : Meskipun sebenarnya ada 13 rasi bintang dalam zodiak, astrologer tidak menghiraukan keberadaan rasi bintang bernama Ophiuchus dan menyatakan kalau zodiak hanya terdiri dari 12 rasi bintang!

Kejutan dari Merkurius

Wahana ruang angkasa MESSENGER aka si pembawa pesan telah melakukan perjalanan panjang dan penuh tantangan ke Merkurius, planet paling dekat dengan Matahari. Tapi astronom yang bekerja untuk misi MESENGER mengumumkan berbagai penemuan yang menunjukkan kalau perjalanan ke Merkurius memang sesuai dengan kerja keras yang sudah diberikan.




Wahana MESSENGER di Merkurius. kredit : NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington
Wahana MESSENGER tidak bisa langsung ke Merkurius, karena perjalanan ke Merkuriu artinya sama dengan perjalanan menuju Matahari. Ini akan jadi masalah bagi MESSENGER karena gaya tarik dari gravitasi Matahari akan mempercepat wahana ruang angkasa ini masuk ke orbit Merkurius dan sekitarnya – dan bisa saja MESSENGER terbang melewati planet tersebut. Supaya bisa mengatasi masalah ini, MESSENGER harus cerdik memilih rute yang pas sambil menggunakan gravitasi planet lain untuk memperlambat dirinya dalam perjalanan ke Merkurius.
Karena memilih rute lain ini, perjalanan MESSENGER ke Merkurius butuh waktu lebih dari 6 tahun! Ia masuk ke orbit Merkurius sekitar 6 buan lalu. Dan baru 6 bulan kemudian, para astronom yang bekerja di misi tersebut bercerita apa yang sudah mereka pelajari selama ini. Dan ada beberapa kejutan!
Contohnya, astronom berharap di Merkurius ada banyak logam besi di permukaan planet terdekat dengan Matahari tersebut. Untuk mengetahui apakah dugaan itu benar, wahana MESENGER mempelajari bagaimana cahaya memantul di permukaan planet tersebut menggunakan kamera khusus. Ini karena untuk tipe batuan yang berbeda akan memantulkan chaya dengan cara yang berbeda. Tapi, hasilnya mengejutkan! Pengamatan MESSENGER menunjukkan hanya ada sedikit besi di permukaan Merkurius.
Fakta Menarik : MESSENGER adalah wahana ruang angkasa pertama yang mengorbit planet Merkurius. Tapi ada wahana ruang angkasa lain bernama Mariner 10 yang pernah terbang lintas di planet ini pada tahun 1975.

Dampak di Uranus Bukan Keajaiban Sekali Tabrakan

Planet Uranus itu bola yang eksentrik. Hmm kok bisa dibilang eksentrik? Uranus, berbeda dengan planet lain di Tata Surya. Ia berputar pada sisinya!




Uranus. Kredit :NASA/Space Telescope Science Institute
Artinya, kalau kamu ada di Uranus maka kamu tidak akan melihat adanya siang dan malam seperti yang ada di Bumi. Perputaran planet ini tidak mempengaruhi bagian mana dari planet Uranus yang menghadap Matahari.
Astronom menduga kalau Uranus terkena pukulan sehingga jadi menyamping pada saat awal sejarah Tata Surya ketika ada obyek yang beberapa kali lebih masif dari Bumi menabraknya. Tapi ternyata ada tim astronom yang menyatakan kalau kejadian itu tidak sepenuhnya benar.
Para astronom menciptakan sebuah program komputer untuk melihat bagaimana Uranus tampak hari ini jika ada obek besar yang memukulna di masa lalu. Hasilnya, komputer menunjukkan kalau itu yang terjadi maka dua satelitnya akan mengitari Uranus di arah yang berbeda dari yang kita lihat hari ini. Tapi kalau program komputernya diubah supaya Uranus dibentur oleh setidaknya dua obyek yang lebih kecil maka simulasi menunjukkan kalau planet Uranus dan satelit-satelitnya akan berputar dan mengorbit seperti apa yang kita lihat hari ini.
Arti penemuan ini bagi para astronom, ternyata teori yang sudah ada tentang bagaimana planet Uranus, Jupiter, Saturnus dan Neptunus terbentuk salah. Menurut Alessandro Morbidelli, “fakta kalau Uranus ditabrak setidaknya dua kali menunjukkan kalau tarakan yang signifikan memang tipikal dalam pembentukan planet raksasa. Karena itu teori standar yang ada harus direvisi.”
Fakta Menarik : Satu tahun di Uranus lebih lama dari satu tahun di Bumi. Butuh waktu 84 tahun di Bumi bagi Uranus untuk mengitari Matahari!

Penemuan Besar di Batu Angkasa yang Kecil

Saat ini, para ilmuwan yang bekerja dengan pesawat ruang angkasa Dawn sedang membuat dampak besar dengan penemuan baru : salah satu gunung terbesar di Tata Surya berhasil ditemukan di asteroid!
Asteroid adalah gumpalan materi batuan dan es di angkasa. Usianya sudah sangat tua dan terbentuk saat Tata Surya lahir. Sebagian besar asteroid di Tata Surya ditemukan di antara planet Mars da Jupiter – sebuah area yang disebut Sabuk Ateroid.


Misi Dawn ke asteroid Vesta. kredit : UNAWE
Dengan mempelajari asteroid, para astronom bisa mempelajari pementukan Tata Surya. Karena itulah astronom mengirim wahana ruang angkasa Dawn dalam perjalanan 4 tahun ke asteroid bernama Vesta yang berada di Sabuk Asteroid. Semenjak bulan Juli, Dawn sudah berada di orbit di sekitar asteroid memotret permukaan batu angkasa tersebut.
Vesta ukurannya jauh lebih kecil dari Bumi. Kalau Bumi diisi oleh asteroid sebesar Vesta, maka dibutuhkan 14000 asteroid Vesta untuk bisa mengisi Bumi!.  Nah, meskipun hanya batuan kecil, foto yang dipotret wahana Dawn menunjukkan kalau Vesta memiliki gunung terbesar di Tata Surya di permukaannya. Gunung besar ini memiliki ketinggian 20000 meter atau dua kali tinggi gunung tertinggi di Bumi!.
Juli tahun depan, wahana ruang angkasa Dawn akan meninggalkan Vesta menuju Ceres, asteroid terbesar di Tata Surya. Untuk menjelajahi kedua asteroid wahana Dawn menggunakan tipe mesin baru yang disebut “kendali ion” -  terdengar seperti di Star Trek ?

Masa Depan Bumi Saat Matahari Berevolusi

Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi Bumi selama beberapa dekade dan abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib Bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat Matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai bintang katai putih? Akankah Bumi bertahan, ataukah masa tersebut akan menjadi masa akhir kehidupan Bumi?



Bintang Raksasa Merah. Impresi artis. source : Universetoday
Milyaran tahun lagi, Matahari akan mengembang menjadi bintang raksasa merah. Saat itu, ia akan membesar dan menelan orbit Bumi. Akankah Bumi ditelan oleh Matahari seperti halnya Venus dan Merkurius? Pertanyaan ini telah menjadi diskusi panjang di kalangan astronom. Akankah kehidupan di Bumi tetap ada saat matahari menjadi Katai Putih?
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan K.-P. Schr¨oder dan Robert Connon Smith, ketika Matahari menjadi bintang raksasa merah, ekuatornya bahkan sudah melebihi jarak Mars. Dengan demikian, seluruh planet dalam di Tata Surya akan ditelan olehnya. Akan tiba saatnya ketika peningkatan fluks Matahari juga meningkatkan temperatur rata-rata di Bumi sampai pada level yang tidak memungkinkan mekanisme biologi dan mekanisme lainnya tahan terhadap kondisi tersebut.
Saat Matahari memasuki tahap akhir evolusi kehidupannya, ia akan mengalami kehilangan massa yang besar melalui angin bintang. Dan saat Matahari bertumbuh (membesar dalam ukuran), ia akan kehilangan massa sehingga planet-planet yang mengitarinya bergerak spiral keluar. Lagi-lagi pertanyaannya bagaimana dengan Bumi? Akankah Matahari yang sedang mengembang itu mengambil alih planet-planet yang bergerak spiral, atau akankah Bumi dan bahkan Venus bisa lolos dari cengkeramannya?
Perhitungan yang dilakukan oleh K.-P Schroder dan Robert Cannon Smith menunjukan, saat Matahari menjadi bintang raksasa merah di usianya yang ke 7,59 milyar tahun, ia akan mulai mengalami kehilangan massa. Matahari pada saat itu akan mengembang dan memiliki radius 256 kali radiusnya saat ini dan massanya akan tereduksi sampai 67% dari massanya sekarang. Saat mengembang, Matahari akan menyapu Tata Surya bagian dalam dengan sangat cepat, hanya dalam 5 juta tahun. Setelah itu ia akan langsung masuk pada tahap pembakaran helium yang juga akan berlangsung dengan sangat cepat, hanya sekitar 130 juta tahun. Matahari akan terus membesar melampaui orbit Merkurius dan kemudian Venus. Nah, pada saat Matahari akan mendekati Bumi, ia akan kehilangan massa 4.9 x 1020 ton setiap tahunnya (setara dengan 8% massa Bumi).


Perjalanan evolusi Matahari sejak lahir sampai menjadi bintang katai putih.
Setelah mencapai tahap akhir sebagai raksasa merah, Matahari akan menghamburkan selubungnya dan inti Matahari akan menyusut menjadi objek seukuran Bumi yang mengandung setengah massa yang pernah dimiliki Matahari. Saat itu, Matahari sudah menjadi bintang katai putih. Bintang kompak ini pada awalnya sangat panas dengan temperatur lebih dari 100 ribu derajat namun tanpa energi nuklir, dan ia akan mendingin dengan berlalunya waktu seiring dengan sisa planet dan asteroid yang masih mengelilinginya.

Planet X Bukan Planet Nibiru

Bagian luar Tata Surya masih memiliki banyak planet-planet minor yang belum ditemukan. Sejak pencarian Planet X dimulai pada awal abad ke 20, kemungkinan akan adanya planet hipotetis yang mengorbit Matahari di balik Sabuk Kuiper telah membakar teori-teori Kiamat dan spekulasi bahwa Planet X sebenarnya merupakan saudara Matahari kita yang telah lama “hilang”. Tetapi, mengapa kita harus cemas duluan akan Planet X/Teori Kiamat ini? Planet X kan tidak lain hanya merupakan obyek hipotetis yang tidak diketahui?
Teori-teori ini didorong pula dengan adanya ramalan suku Maya akan kiamat dunia pada tahun 2012 (Mayan Prophecy) dan cerita mistis Bangsa Sumeria tentang Planet Nibiru, dan akhirnya kini memanas sebagai “ramalan kiamat” 21 Desember 2012. Namun, bukti-bukti astronomis yang digunakan untuk teori-teori ini benar-benar melenceng.
Pada 18 Juni kemarin, peneliti-peneliti Jepang mengumumkan berita bahwa pencarian teoretis mereka untuk sebuah massa besar di luar Tata Surya kita telah membuahkan hasil. Dari perhitungan mereka, mungkin saja terdapat sebuah planet yang sedikit lebih besar daripada sebuah objek Plutoid atau planet kerdil, tetapi tentu lebih kecil dari Bumi, yang mengorbit Matahari dengan jarak lebih dari 100 SA. Tetapi, sebelum kita terhanyut pada penemuan ini, planet ini bukan Nibiru, dan bukan pula bukti akan berakhirnya dunia ini pada 2012. Penemuan ini adalah penemuan baru dan merupakan perkembangan yang sangat menarik dalam pencarian planet-planet minor di balik Sabuk Kuiper.
Dalam simulasi teoretis, dua orang peneliti Jepang telah menyimpulkan bahwa bagian paling luar dari Tata Surya kita mungkin mengandung planet yang belum ditemukan. Patryk Lykawa dan Tadashi Mukai dari Universitas Kobe telah mempublikasikan paper mereka dalam Astrophysical Journal. Paper mereka menjelaskan tentang planet minor yang mereka yakini berinteraksi dengan Sabuk Kuiper yang misterius itu.

Kuiper Belt Objects (KBOs)

Sedna, salah satu objek di Sabuk Kuiper. Kredit : NASA
Sabuk Kuiper menempati wilayah yang sangat luas di Tata Surya kita, kira-kira 30-50 SA dari Matahari, dan mengandung sejumlah besar objek-objek batuan dan metalik. Objek terbesar yang diketahui adalah planet kerdil (Plutoid) Eris. Telah lama diketahui, Sabuk Kuiper memiliki karakteristik yang aneh, yang mungkin menandakan keberadaan sebuah benda (planet) besar yang mengorbit Matahari dibalik Sabuk Kuiper. Salah satu karakterikstik tersebut adalah yang disebut dengan “Kuiper Cliff” atau Jurang Kuiper yang terdapat pada jarak 50 SA. Ini merupakan akhir dari Sabuk Kuiper yang tiba-tiba, dan sangat sedikit objek Sabuk Kuiper yang telah dapat diamati di balik titik ini. Jurang ini tidak dapat dihubungkan terhadap resonansi orbital dengan planet-planet masif seperti Neptunus, dan tampaknya tidak terjadi kesalahan (error) pengamatan. Banyak ahli astronomi percaya bahwa akhir yang tiba-tiba dalam populasi Sabuk Kuiper tersebut dapat disebabkan oleh planet yang belum ditemukan, yang mungkin sebesar Bumi. Objek inilah yang diyakini Lykawka dan Mukai, dan telah mereka perhitungkan keberadaannya.
Para peneliti Jepang ini memprediksikan sebuah objek besar, yang massanya 30-70 % massa Bumi, mengorbit Matahari pada jarak 100-200 SA. Objek ini mungkin juga dapat membantu menjelaskan mengapa sebagian objek Sabuk Kuiper dan objek Trans-Neptunian (TNO) memiliki beberapa karakteristik orbital yang aneh, contohnya Sedna.

Rabu, 30 November 2011

LEO Sang Singa Raja Langit

Konon, tugas pertama dari dua belas tugas yang diberikan oleh Dewi Hera pada Herkules adalah membunuh singa raksasa Nemea yang sangat terkenal akan kebuasannya. Begitu perkasanya Singa Nemea itu, hingga panah Hercules pun mental, tak menggoresnya sedikit pun. Pedangnya terbelah menjadi dua dan senjata kayunya hancur berkeping-keping.



Rasi Leo. Kredit Gambar : Stellarium
Konon, Singa Nemea memiliki kulit yang tak dapat ditembus oleh besi, perunggu, dan kayu. Karena tak ada satu senjata pun yang dapat membantu Herkules membunuh singa buas tersebut, maka Herkules pun hanya dapat mengandalkan kedua tangannya. Mereka bergulat dengan sengit sampai akhirnya Hercules mencekik Singa Nemea itu sampai mati.
Herkules berhasil memenangkan pertarungan sengit itu dan menyelesaikan tugasnya. Kemudian, ia menguliti singa yang telah tak bernyawa itu dengan cakar sang singa sendiri, lalu mengenakan kulit sakti itu pada tubuhnya sebagai jubah sehingga ia terjaga dari bahaya. Hera sangat marah mendengar kemenangan Herkules. Ia mengirim jiwa Singa Nemea itu jauh ke atas langit untuk mengenang pertarungan hebat itu dan hingga saat ini dapat dilihat sebagai Rasi Leo yang indah, tidak lagi mematikan.
Begitulah Rasi Leo seperti dikisahkan dalam mitologi Yunani. Agaknya, sejak zaman dahulu, jauh sebelum mitologi Yunani itu berkembang, singa telah menjadi lambang kekuatan dan kekuasaan bagi banyak peradaban manusia. Orang-orang Mesir kuno menyembah Dewa Singa, dewa yang sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka percaya bahwa dunia diciptakan ketika matahari terbit di Rasi Leo, dekat Bintang Denebola.
Orang-orang Sumeria sejak dahulu juga telah melihat bentuk singa pada rasi ini. Orang-orang Persia menyebut rasi ini sebagai Ser. Orang-orang Turki menamainya Artan. Orang-orang Syria menyebutnya Aryo. Orang-orang Yahudi menyebut rasi ini Arye dan orang-orang Babylonia menyebutnya Aru. Beragam sebutan tetapi maknanya tetap satu, yaitu singa.

Hujan Meteor Quadrantids 2011

Memulai tahun baru tentunya masing-masing kita punya kegiatan. Apakah kegiatan itu bersama teman, keluarga, atau sendiri tapi tentunya semua bisa menjadi awal yang baik bagi perjalanan di tahun yang ada di depan kita.
Nah memulai tahun baru, selain pesta kembang api atau mungkin refleksi pribadi, ada satu fenomena langit yang juga bisa dinikmati. Walau tidak sespektakuler hujan meteor besar lainnya, Sejak tanggal 28 Desember 2010 – 12 Januari 2011, kita bisa menikmati hujan meteor tahunan Quadrantids yang akan mencapai puncaknya pada tanggal 4 Januari 2011. Puncak hujan meteor ini juga beragam dimulai dari kisaran waktu 21.00 UT ( 3 Januari) atau 04.00 wib tanggal 4 Januari sampai dengan jam 06.00 UT atau 12.00 wib pada tanggal 4 Januari 2011.

Asal Usul
Nama meteor Quadrantid berasal dari konstelasi kuni Quadrans Muralis yang ditemukan di atlas bintang awal abad ke-19 di antara rasi Draco, Hercules dan Bootes. Konstelasi ini kemudian ditiadakan dari peta bintang bersama dengan beberapa konstelasi lainnya di tahun 1922 saat International Astronomical Union (IAU) mengadopsi 88 rasi yang dikenal untuk masuk dalam peta bintang modern.
Quadrantids kemudian “direlokasi” ke konstelasi Bootes setelah Quadrans Muralis tiada, dan tetap mendapat nama Quadrantids karena hujan meteor lainnya di bulan Januari juga sudah dikenal sebagai hujan meteor Bootids.
Sampai dengan tahun 2003, belum diketahui dengan pasti asal usul meteor Quadrantids. Di tahun tersebut, Peter Jenniskens dari NASA menemukan bukti kalau meteor Quadrantids ini berasal dari 2003 EH1, asteroid yang diperkirakan juga sebagai potongan komet yang hancur sekitar 500 tahun lalu. Orbit Bumi berpotongan tegak lurus dengan orbit 2003 EH 1, yang artinya Bumi akan bergerak cepat melewati puing-puingnya. Akibatnya hujan meteornya menjadi sangat singkat.

Pengamatan Quadrantids
Hujan meteor ini sudah diamati sejak 2 Januari 1825 January 2 oleh Antonio Brucalassi (Italia), namun sesungguhnya hujan meteor Quadrantids belum banyak dipelajari oleh para pengamat visual. Kok bisa?
Sebabnya, meteor ini berada terlalu ke utara bagi para pengamat di belahan bumi selatan dan bagi para pengamat langit utara meski hujan meteor Quadrantids terlihat jelas bagi mereka, cuaca musim dingin biasanya menjadi salah satu faktor penghalangnya.
Faktor lainnya adalah singkatnya waktu maksimum hujan meteor Quadrantids, yang menyeabkan pengamat kehilangan kesempatan melihat puncak hujan meteor tersebut karena berada pada lokasi yang tidak tepat. Bagaimana tidak puncak hujan meteornya hanya beberapa jam.
Faktor terakhir yang jadi problematika pengamatan hujan meteor yang satu ini adalah redupnya si hujan meteor Quadrantids sehingga dibutuhkan kondisi yang sangat sangat baik bagi pengamat utuk bisa menikmatinya.
Nah, bagi pengamat di Indonesia, hujan meteor Quadrantids akan tampak dari arah utara rasi Bootes dan ia akan tampak setelah tengah malam atau setelah rasi Bootes terbit di kisaran jam 1 pagi. Dalam peta bintang modern, Quadrantids ini tampak berlokasi di tempat pertemuan rasi Bootes, Hercules dan Draco.
Dengan posisi hanya berkisar 30 derajat, bagi para pengamat di Indonesia sebaiknya mencari lokasi yang area horison langitnya tidak tertutup gedung pohon dll. Selain itu dibutuhkan lokasi yang gelap dan tidak terpengaruh polusi cahaya. Pada puncaknya di tanggal 4 Januari 2011, pengamat yang beruntung bisa menikmati setidaknya 40 meteor per jam namun pada hari-hari lainnya diperkirakan yang tampak hanya kisaran 15 meteor per jam.

Rigel kentaurus bintangnya langit selatan

Apa yang membuat langit selatan itu begitu istimewa? Buat saya, jawabannya karena langit selatan punya satu bintang yang sangat unik, namanya Alpha Centauri (a Cen /a Centauri/ Rigil Kentaurus). Gampangnya, saya akan memanggilnya sebagai Rig-K, kenapa? Ya karena suka saja. Nama Rigil Kentaurus sendiri berasal dari bahasa Arab, Al Rijl al Kentaurus, yang artinya “kaki sang centaurus”, (tentu saja karena letaknya berada pada kaki dari konstelasi Centaurus), tetapi lebih sering disebut berdasarkan penamaan astronominya: Alpha Centauri.

Kenapa Rig-K sangat istimewa? Pertama, sederhana saja: Rig-K merupakan bintang yang paling cerlang di belahan langit selatan, di selatan konstelasi Centaurus. Ternyata, Rig-K merupakan sistem tiga bintang (sebut saja sebagai trinari), yang merupakan bintang ke empat paling cerlang di seluruh langit. Rig-K bisa dengan mudah ditemukan sebagai titik terjauh pada arah barat konstelasi Salib Selatan. Komponen-komponen trinari ini terlalu dekat untuk bisa dilihat sebagai sistem lebih dari satu bintang, jika dipandangi menggunakan mata biasa, dan tampak sebagai satu bintang belaka.
Alasan kedua, Rig-K merupakan bintang yang paling dekat dengan kita, berkisar 4,5 tahun cahaya (sekitar 42 juta juta km). Jadi memungkinkan untuk melakukan berbagai penelitian pada Rig-K.
Anggota terbesarnya, aCen-A, menyerupai sekali matahari (dengan kelas spektrum G2V, jadi boleh-boleh saja jika disebut sebagai kembarannya matahari), tetapi sedikit lebih besar dan lebih cerlang. Anggota yang kedua, a Cen-B, lebih kecil dan lebih redup, dengan kelas spektrum K1V, berwarna agak oranye-kuning-putih. Keduanya berjarak sekitar 11,2 AU (1,7 milyar km, sekitar jarak Matahari-Saturnus), orbitnya elips; dengan jarak terjauh mencapai 36 AU (6 milyar km, sekitar jarak Matahari Pluto); berperiode 80 tahun. Dari pengetahuan ini, bisa ditentukan massa sistem keduanya mencapai dua kali massa matahari.
Anggota ketiga, dikenal sebagai a Cen-C/Proxima Centauri, berjarak 0,2 tahun cahaya (2 juta juta km atau 400 kali jarak Matahari-Neptunus), dari kedua sistem yang lain. Karena jaraknya terlalu jauh dibanding dua yang lain, ada yang meragukan apakah Proxima merupakan anggota sistem, tetapi pemahaman terkini meyakini bahwa memang merupakan anggota sistem; karena itu anggota ketiga disebut sebagai Proxima; Proxima Centauri. Proxima Centauri merupakan katai merah yang redup dengan kelas spektra M5 – terlalu redup, dingin dan kecil dibanding Matahari. Sebegitu redupnya sehingga baru ditemukan pada 1915. Tapi itu cerita lain, saya lebih memilih untuk membahas alasan ketiga.

Scorpius Si Kalajengking Pembunuh

Alkisah ada seorang pemburu yang gagah perkasa bernama Orion. Suatu waktu ia pergi ke Pulau Kreta dan menghabiskan waktunya disana dengan berburu, ditemani oleh Dewi Artemis dan Leto.
Scorpio, si rasi kalajengking. kredit : stellarium
Sang pemburu sangat percaya diri akan kemampuan berburunya dan yakin bahwa ia mampu mengalahkan dan membunuh segala macam makhluk buas yang ada di muka Bumi. Mendengar ini, Dewi Bumi, Gaia, pun marah dan sengaja melepaskan seekor kalajengking raksasa, Scorpius, untuk mengalahkan Orion. Scorpius berhasil membunuh Orion dengan sengatan capitnya. Sebagai pelajaran untuk manusia agar tidak berlaku sombong di atas muka Bumi dan atas permintaan Artemis dan Leto, Dewa Zeus menempatkan dua makhluk ini di langit sebagai sebuah kenangan atas apa yang telah terjadi.
Meskipun keduanya hadir dalam kisah mitologi yang sama, tempat Orion dan Scorpius di langit tidak pernah berdekatan. Malahan, letaknya berseberangan. Seiring dengan kemunculan rasi Scorpius di kaki langit dekat horison, rasi Orion pun perlahan mulai tenggelam di kaki langit seberangnya. Konon sengaja ditempatkan demikian untuk menghindari pertarungan lebih lanjut antara keduanya. Demikianlah asal usul rasi Scorpius hadir di langit malam seperti dikisahkan dalam mitologi Yunani.
Rasi Scorpius adalah salah satu rasi bintang yang menonjol di langit selatan dan tergolong ke dalam 12 rasi bintang zodiak. Di antara rasi bintang lainnya, Rasi Scorpius merupakan rasi yang paling jelas merepresentasikan sebutannya: kalajengking. Sangat mudah mengidentifikasi rasi ini karena bentuk melengkungnya yang sangat jelas dan ekor panjangnya yang mengarah ke selatan, ditambah lagi dengan bintang merah terang, Antares, di jantung rasi ini.
Rasi scorpius berbatasan dengan rasi Ophiucus di sebelah utaranya, Rasi Libra dan Lupus di sebelah timurnya, Rasi Ara dan Norma di sebelah selatannya, dan dengan Corona Australis dan Sagittarius serta sedikit lagi Ophiucus di sebelah baratnya.
Untuk pengamat yang tinggal di belahan bumi utara, Scorpius dapat dilihat merangkak melintasi langit selatan dekat horison, dari bulan April hingga September. Untuk pengamat di belahan bumi selatan, Scorpius dapat dilihat tepat di atas langit selatan.
Karakteristik
Dikatakan bahwa rasi ini kaya akan bintang dan gugusan bintang, yang sebagian besar dapat dilihat dengan bantuan teleskop kecil. Tiga bintang paling terang di rasi ini adalah Alpha (a) Scorpii atau yang lebih akrab dengan sebutan Antares, Beta (b) Scorpii atau Grafias, dan Delta (d) Scorpii atau Dschubba. Dari ketiganya, yang paling terkenal dan paling terang tentu saja Antares (oleh sebab itu dinotasikan dengan (a) karena kedudukannya sebagai bintang pertama paling terang di rasi ini).

Antares memiliki magnitudo 0,96 dan dilihat dengan mata telanjang berwarna merah cemerlang. Berjarak sekitar 600 tahun cahaya dari kita, Antares merupakan bintang maharaksasa merah. Sifat khas dari bintang raksasa merah adalah cenderung variabel, artinya intensitas cahaya bintang senantiasa nampak berubah-ubah dengan periode tertentu. Antares memiliki perubahan magnitudo dari 0.9 hingga 1.2. Antares berarti anti-Ares atau anti-Mars. Penamaan ini menunjukkan bahwa warna merah Antares bersaing dengan warna merah Mars. Sebenarnya Antares merupakan bintang ganda, tetapi tanpa bantuan teleskop kita tidak mungkin dapat memisahkan kedua komponennya. Bagi yang memiliki teleskop lebih besar dari 10cm, silahkan menikmati bintang pasangan Antares, nampak hijau pucat jika dibandingkan dengan Antares, dengan magnitudo 5.4 dengan separasi sudut ~3”.
Grafias, berjarak sekitar 530 tahun cahaya, juga merupakan bintang ganda yang memiliki dua komponen bintang yang keduanya berwarna biru, satu memiliki magnitudo 2,8 dan satu lagi memiliki magnitudo 5,4. Dschubba yang bertempat di bagian capit rasi ini, merupakan bintang raksasa biru yang terangnya 1530 kali lebih terang dari Matahari kita. Jaraknya dari kita sekitar 402 tahun cahaya. Beberapa bintang lainnya yang juga dapat dilihat dengan mata telanjang pada rasi ini adalah q Scorpii (Sargas), l Scorpii (Shaula), n Scorpii (Jabbah) yang merupakan sistem bintang majemuk dengan empat komponen, s Scorpii (Alniyat) yang merupakan bintang ganda, t Scorpii (juga Alniyat), dan u Scorpii (Lesath). Selain itu, pada rasi Scorpius terdapat juga bintang variabel, yaitu RR Scorpii. Bintang ini memiliki periode yang panjang. Magnitudo visualnya merentang dari 5.0 12.4 setiap 281.45 hari.
Masih banyak obyek lain yang tidak kalah menarik terdapat di rasi ini, terutama obyek Messier seperti gugus bola M4 dan M80, serta gugus bintang terbuka seperti M7 dan M6. M4, yang letaknya berdekatan dengan bintang Antares, merupakan gugus bola yang mudah diidentifikasi karena terangnya dan ukurannya yang besar. Jaraknya sekitar 6.800 tahun cahaya dan memiliki magnitudo 5,9. Meskipun mudah diidentifikasi, masih sulit untuk melihat gugus bola M4 tanpa bantuan teleskop besar.
Gugus bola lainnya, M80, yang berada di sebelah utara rasi ini adalah gugus bola yang yang agak redup dan sangat padat. Diperlukan teleskop yang sangat besar untuk mempelajarinya dengan detil. M80 memiliki magnitudo 7,2 dan berjarak sekitar 26.000 tahun cahaya. Selain gugus bola, terdapat gugus bintang terbuka M7 dan M6. M7 (disebut juga sebagai gugus bintang Ptolemeus) yang berada di bagian selatan rasi ini, dekat Sagittarius, memiliki magnitudo 3,3 dan berjarak sekitar 780 tahun cahaya. M6 yang berdekatan dengan M7 dan sering disebut juga sebagai gugus kupu-kupu, memiliki magnitudo 4,2 dan berjarak sekitar 2000 tahun cahaya.
Setelah mengetahui kisah Scorpius dan obyek-obyek di dalamnya, mudah-mudahan Anda tidak asing lagi jika menengok ke atas dan mendapati kalajengking raksasa di atas kepala Anda pada waktu-waktu ini. Bulan Juli merupakan waktu yang sangat baik untuk melihat Scorpius. Scorpius dapat dilihat jelas di langit untuk pengamat yang tinggal di lintang +40° hingga -90°. Selamat berkenalan dengan Scorpius!

Orion Pemburu Perkasa Di Langit Malam

Jika kita tengok langit malam pada bulan Januari-Februari akan tampak sebuah pola rasi bintang yang jelas: tiga buah bintang cukup terang, terletak sejajar, ditemani bintang-bintang terang di atas-bawah, kanan-kirinya. Orang pun langsung mengenali pola ini sebagai Orion, salah satu rasi bintang yang populer. Begitu populernya ia hingga dikenali oleh berbagai peradaban kuno manusia. Berbagai cerita pun berkembang tentang pemburu perkasa yang satu ini.



Uranometria dari Johann Bayer. kredit :US Naval Observatory Library
Dikisahkan dalam mitologi Yunani bahwa Orion jatuh cinta kepada Merope dan ingin menikahinya. Namun ayah Merope, Raja Oenopion tidak begitu menyukai Orion untuk menikahi anaknya. Orion berusaha memiliki Merope dengan berbagai cara, termasuk dengan kekerasan. Setelah berkonsultasi dengan Dyonisius, Oenopion menyihir Orion tidur ke dalam tidurnya yang panjang. Tidak hanya itu, ia pun membutakan mata Orion.
Setelah bangun dari tidurnya yang panjang, Orion mencari bantuan pada seorang peramal agar dapat melihat kembali. Peramal itu kemudian mengatakan pada Orion bahwa ia harus melakukan perjalanan ke timur dan membiarkan matanya disinari sinar matahari agar penglihatannya kembali. Orion pun melakukannya. Kemudian ia hidup di Kreta sebagai seorang pemburu nan gagah, dimana Dewi Artemis jatuh cinta kepadanya namun akhirnya membunuhnya. Kita pun sekarang dapat melihatnya sebagai seorang pemburu yang mendiami langit utara dengan ditemani dua anjing setianya, Canis Major dan Canis Minor.
Mudah sekali bagi kita untuk menemukan rasi Orion dengan mata telanjang. Untuk melihatnya sebagai seorang pemburu, langsung saja kita kembangkan imajinasi kita. Tiga bintang sejajar yang cukup terang; Alnitak (zeta Orionid), Alnilam (epsilon Orionid), Mintaka (delta Orionid) membentuk sabuk sang pemburu. Bergeser ke sebelah selatannya, tiga buah bintang yang lebih redup menandakan pedangnya. Di ujung sebelah kiri, bintang Betelgeuse (alpha Orionids) digambarkan sebagai bahu Orion. Di bawahnya secara diagonal terdapat bintang Rigel (Beta Orionids) yang membentuk kaki Orion.
Sebetulnya terang bintang Rigel melebihi terang bintang Betelegeuse. Rigel adalah bintang raksasa biru-putih bermagnitudo 0.08 sedangkan Betelgeuse bintang variable raksasa merah yang magnitudonya bervariasi antara 0.14 – 1.3. Rigel adalah bintang ke 6 paling terang di langit dan paling terang di rasi Orion. Betelegeuse termasuk ke dalam 20 bintang paling terang di langit.
Dalam rasi Orion terdapat lebih banyak bintang lagi selain yang telah disebutkan di atas. Beberapa di antaranya ada Bellatrix, Nair al Saif, dll. Bintang-bintang dalam rasi Orion ada yang berupa bintang ganda. Sebetulnya Rigel adalah salah satu contoh bintang ganda dalam rasi Orion. Namun bintang pendamping Rigel, mempunyai magnitudo 7 sehingga sangat redup cahayanya. Dengan menggunakan teleskop kecil masih susah untuk memisahkan Rigel dari bintang pendampingnya.
Orion juga kaya akan nebula, di antaranya adalah M42, M43, M78. Nebula yang menjadi favorit para astronom adalah M42, yang bersama-sama dengan dua bintang lainnya membentuk pedang Orion. Dengan magnitudo 4.0, semula para astronom mengira M42 sebuah bintang karena dengan mata telanjang M42 memang tampak di langit seperti sebuah bintang. Namun pada tahun 1618 astronom Rennus Cysatus menemukan bahwa M42 sebenarnya adalah sebuah nebula besar.
Tidak seperti nebula lainnya, M42 tidak hanya merefleksikan cahaya tetapi juga mengemisi cahaya. Telah lama para astronom mempelajari nebula berjarak 1500 tahun cahaya dari bumi ini dengan bantuan teleskop Hubble. Mereka memperkirakan bahwa di tengah nebula ini merupakan nursery bagi sekitar 700 bintang muda.
Yang tidak kalah terkenal dari rasi Orion adalah Orionid Meteor Shower yang biasanya terjadi pada 15 – 29 Oktober. Biasanya hujan meteor orion ini mencapai puncaknya pada tanggal 21. Sekitar 20 meteor per jamnya dapat terlihat. Tetapi ini dapat bervariasi dari 7 sampai 35 meteor per jam.
Tampaknya hujan meteor Orionid sudah mengundang perhatian sejak lama. Tercatat bahwa astronom Amerika, Edward Herrick, memperhatikan hujan meteor ini pertama kali pada tahun 1839. Pada 1864 astronom berkebangsaan Inggris, Alexander Herschel, melakukan observasi yang detil untuk pertama kalinya. Pada akhir abad 19 hujan meteor ini adalah salah satu hujan meteor yang paling banyak diobservasi.
Tentunya setelah membaca ini anda dapat menceritakan pada teman anda kisah tragis di balik rasi Orion, bukan? Atau anda tuliskan dalam agenda tahunan anda berakhir pekan di kawasan pegunungan untuk memburu hujan meteor Orionid bulan Oktober nanti. Selamat memburu sang pemburu.

Duet Venus dan Jupiter 1 Februari Dini Hari

Apa yang Anda lakukan saat Matahari belum terbit? Masih di ranjangkah? Atau tengah bersiap-siap untuk memulai kegiatan hari itu? Tanggal 1 Februari, mulai pukul 3.40 WIB, di ufuk timur akan tampak Venus, si bintang fajar dan Jupiter, yang terbit bersama-sama.
Hingga matahari terbit, Anda masih berkesempatan untuk menikmati keindahan sepasang planet yang sedang terlihat bersama-sama di kepala Sagitarius pada medan pandang yang sama, dengan binokuler atau teleskopAnda. Bahkan, jika tidak memiliki teleskop, duet maut kedua planet ini masih akan dapat tertangkap oleh mata Anda. Venus dan Jupiter akan terlihat dekat dengan rasi Sagitarius.


Perpaduan Venus dan Jupiter di rasi Sagitarius yang sedang memanah Scorpio. Di rasi Scorpio tampak Bulan dan Antares juga bersinar terang.
Tapi, Venus dan Jupiter bukan satu-satunya pasangan yang terlihat bersinar sebelum Matahari terbit. Sedikit lebih jauh, akan terlihat Bulan dan Antares di rasi Scorpius yang juga indah untuk dinikmati. Keduanya akan berada terpisah, namun kecerlangan si raksasa merah dan Bulan masih akan dapat ditangkap oleh mata. Antares merupakan bintang paling terang yang ada di rasi Scorpio. Pagi itu, akan terlihat duet dua planet di dekat kepala Sagitarius yang memanah Bulan dan juga Antares di rasi kalajengking tersebut.
Nah, sekarang di mana kita dapat mencari objek-objek tersebut? Arahkan pandangan Anda ke garis ekliptika, sebuah garis imajiner yang menjadi garis lintasan Matahari, Bulan dan planet di langit. Fenomena dekatnya Jupiter dan Venus tidak hanya terjadi pada tanggal 1 Februari 2008. Dalam beberapa hari ini, setiap pagi, kita juga bisa melihat keduanya berada dalam posisi berdekatan. Namun, kalau dirunut mulai pagi ini (30 Januari 2008) sampai dengan tanggal 1 Feb, Jupiter akan tampak perlahan-lahan merayap naik dan melintasi Venus.
Pada tanggal 1 dan 2 Feb, keduanya akan tampak berada sangat dekat, bahkan seakan membentuk noktah besar. Pada tanggal 3 Februari, Jupiter terlihat meninggalkan Venus sedangkan Bulan akan terlihat membentuk satu garis lurus dengan kedua planet. Dan di tanggal 4 Februari 2008 dini hari, Venus, Jupiter dan Bulan akan terlihat membentuk segitiga di angkasa.