OBJEK TERBESAR DI TATA SURYA : Matahari adalah objek paling besar dalam tata surya kita dengan diameter (pada equator) sepanjang 1.392.140 km. Urutan kedua ditempati oleh planet Jupiter dengan diameter 142.984 km. Di urutan berikutnya berturut-turut adalah Saturnus (120.536 km), Uranus (51.118 km), dan Neptunus (49.600 km). Bumi kita menempati urutan ke-6 dalam daftar ini dengan diameter 12.756 km, disusul oleh Venus (12.103 km) dan Mars (6.794 km). Urutan ke-9 dan ke-10 diduduki oleh dua buah satelit alam masing masing Ganymede, satelit Jupiter (5.262 km) dan Titan, satelit Saturnus (5.150 km).
ANOMALI VENUS – Venus berotasi pada sumbunya sedemikian lambat, bahkan lebih lambat daripada periode orbitnya. Akibatnya satu tahun disana adalah lebih pendek daripada satu harinya (sehari di Venus setara dengan 243 hari di Bumi, sementara satu tahun Venus setara 225 hari Bumi). Disamping itu Venus diketahui berotasi dari arah timur ke barat, kebalikan dari planet-planet lain di tata surya kita yang berotasi dari barat ke timur, karena itu di Venus matahari terbit dari arah barat dan terbenam di timur. SATELIT ALAM – Diantara kesemua planet anggota tata surya, hanya Bumi yang mempuyai satu-satunya satelit alam. Sementara itu, dua planat diantaranya, yakni Merkurius dan Venus sama sekali tidak memiliki satelit. Planet-planet bagian luar di tata surya umumnya kaya akan satelit alam. Hingga kini, telah diketemukan puluhan satelit alam yang mengedari planet Jupiter, Saturnus dan Uranus. Tidak semua satelit alam berbentuk bundar, tipikal sebuah planet. Kedua satelit Mars, Phobos dan Deimos serta satelit-satelit kecil yang mengedari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus diketahui memiliki bentuk yang tidak beraturan
Kamis, 01 Desember 2011
fakta tentang "black hole"

Cahaya melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari kepala Anda sendiri.
Di bagian dalam sebuah lubang hitam, ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu berlaku kebalikan: seperti halnya saat ini Anda tidak dapat menghindar dari perjalanan menuju masa depan, di dalam lubang hitam Anda tidak dapat mengelak dari singularitas sentral.
Apabila Anda berdiri pada sebuah jarak aman dari lubang hitam dan melihat seorang teman terjatuh ke dalamnya, dia akan terlihat bergerak melamban dan hampir berhenti ketika sampai di tepian event horizon. Bayangan teman itu akan memudar dengan sangat cepat. Sayangnya, dari sudut pandangnya sendiri dia akan melintasi event horizon dengan aman, dan akan bertemu dengan ajalnya di singularitas.
Lubang-lubang hitam adalah objek-objek yang paling sederhana di jagat raya. Anda dapat menggambarkannya secara utuh dengan hanya mengetahui massa, olakan, dan muatan listriknya. Sebaliknya, untuk melukiskan secara utuh sebutir debu saja, Anda harus menjelaskan posisi dan kondisi seluruh atomnya.
Seperti yang ditemukan Hawking, lubang-lubang hitam dapat menguap, tetapi dengan sangat lambat. Bahkan untuk seukuran massa sebuah gunung akan bertahan selama sepuluh miliar tahun, dan untuk massa yang sama dengan matahari proses penguapan akan selesai setelah 10^ 67 tahun.
Lubang hitam tidak meradiasikan cahaya, dan sebuah objek yang terjatuh ke dalamnya tidak akan mampu lagi memancarkan cahayanya. Semua itu menjadikan upaya mendeteksi lubang hitam akan sangat menantang. Hanya ketika sebuah lubang hitam berada dalam wujudnya yang kembar dan efek gravitasi menyebabkan pasangannya itu menghasilkan gas, kita dapat mendeteksi sinar-X. Sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar lubang hitam terlihat sangat mirip dengan sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar bintang-bintang neutron.
Anda dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang tidak terlihat.
kejadian yg terjadi di SEGITIGA BERMUDA
- 1840 : HMS Rosalie
- 1872 : The Mary Celeste, salah satu misteri terbesar lenyapnya beberapa kapal di segitiga bermuda
- 1909 : The Spray
- 1917 : SS Timandra
- 1918 : USS Cyclops (AC-4) lenyap di laut berbadai, namun sebelum berangkat menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai, sangat baik untuk pelayaran
- 1926 : SS Suduffco hilang dalam cuaca buruk
- 1938 : HMS Anglo Australian menghilang. Padahal laporan mengatakan cuaca hari itu sangat tenang
- 1945 : Penerbangan 19 menghilang
- 1952 : Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang
- 1962 : US Air Force KB-50, sebuah kapal tanker, lenyap
- 1970 : Kapal barang Perancis, Milton Latrides lenyap; berlayar dari New Orleans menuju Cape Town.
- 1972 : Kapal Jerman, Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru
- 1976 : SS Sylvia L. Ossa lenyap dalam laut 140 mil sebelah barat Bermuda.
- 1978 : Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902, menghilang setelah lepas landas dan kontak radio terputus
- 1980 : SS Poet; berlayar menuju Mesir, lenyap dalam badai
- 1995 : Kapal Jamanic K (dibuat tahun 1943) dilaporkan menghilang setelah melalui Cap Haitien
- 1997 : Para pelayar menghilang dari kapal pesiar Jerman
- 1999 : Freighter Genesis hilang setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent.
fakta "segitiga bermuda"
Bagi Anda yang gemar kisah misteri, pasti mengenal Segitiga Bermuda. Wilayah laut di selatan Amerika Serikat dengan titik sudut Miami (di Florida), Puerto Rico (Jamaica), dan Bermuda ini, telah berabad-abad menyimpan kisah yang tak terpecahkan. Misteri demi misteri bahkan telah dicatat oleh pengelana samudera macam Christopher Columbus.
Lebih dari itu, tak jauh dari kapal, pada suatu malam tiba-tiba para awaknya dikejutkan dengan munculnya bola-bola api yang terjun begitu saja ke dalam laut. Mereka juga menyaksikan lintasan cahaya dari arah ufuk yang kemudian menghilang begitu saja.
Begitulah Segitiga Bermuda. Di wilayah ini, indera keenam memang seperti dihantui ’suasana’ yang tak biasa. Namun begitu rombongan Columbus masih terbilang beruntung, karena hanya disuguhi ‘pertunjukkan’. Lain dengan pelintas-pelintas yang lain.
Di lain kisah, Segitiga Bermuda juga telah membungkam puluhan pesawat yang melintasinya. Peristiwa terbesar yang kemudian terkuak sekitar 1990 lalu adalah raibnya iring-iringan lima Grumman TBF Avenger AL AS yang tengah berpatroli melintas wilayah laut ini pada siang hari 5 Desember 1945. Setelah sekitar dua jam penerbangan komandan penerbangan melapor, bahwa dirinya dan anak buahnya seperti mengalami disorientasi. Beberapa menit kemudian kelima TBF Avenger ini pun raib tanpa sempat memberi sinyal SOS.
Hilangnya C-119
Kisah ajaib lainnya adalah hilangnya pesawat transpor C-119 Flying Boxcar pada 7 Juni 1965. Pesawat tambun mesin ganda milik AU AS bermuatan kargo ini, hari itu pukul 7.47 lepas landas dari Lanud Homestead. Pesawat dengan 10 awak ini terbang menuju Lapangan Terbang Grand Turk, Bahama, dan diharapkan mendarat pukul 11.23.
Pesawat ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanannya. Hal ini diketahui dari kontak radio yang masih terdengar hingga pukul 11. Sesungguhnya memang tak ada yang mencurigakan. Kerusakan teknis juga tak pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah sampai tujuan.
“Dalam kontak radio terakhir tak ada indikasi apa-apa bahwa pesawat tengah mengalami masalah. Namun setelah itu kami kehilangan jejaknya,” begitu ungkap juru bicara Penyelamat Pantai Miami. “Besar kemungkinan pesawat mengalami masalah kendali arah (steering trouble) hingga nyasar ke lain arah,” tambahnya.
“Benar-benar aneh. Sebuah pesawat terbang ke arah selatan Bahama dan hilang begitu saja tanpa jejak,” demikian komentar seorang veteran penerbang Perang Dunia II.
Banyak teori kemudian dihubung-hubungkan dengan segala kejadian di sana. Ada yang menyebut teori pelengkungan waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer, dan ada juga teori anomali magnetik-gravitasi. Selain itu ada juga yang mengaitkannya dengan fenomena gampa laut, serangan gelombang tidal, hingga lubang hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana. Aneh-aneh memang analisanya, namun tetap saja tak ada satu pun yang bisa menjelaskannya.
Lebih dari itu, tak jauh dari kapal, pada suatu malam tiba-tiba para awaknya dikejutkan dengan munculnya bola-bola api yang terjun begitu saja ke dalam laut. Mereka juga menyaksikan lintasan cahaya dari arah ufuk yang kemudian menghilang begitu saja.
Begitulah Segitiga Bermuda. Di wilayah ini, indera keenam memang seperti dihantui ’suasana’ yang tak biasa. Namun begitu rombongan Columbus masih terbilang beruntung, karena hanya disuguhi ‘pertunjukkan’. Lain dengan pelintas-pelintas yang lain.
Di lain kisah, Segitiga Bermuda juga telah membungkam puluhan pesawat yang melintasinya. Peristiwa terbesar yang kemudian terkuak sekitar 1990 lalu adalah raibnya iring-iringan lima Grumman TBF Avenger AL AS yang tengah berpatroli melintas wilayah laut ini pada siang hari 5 Desember 1945. Setelah sekitar dua jam penerbangan komandan penerbangan melapor, bahwa dirinya dan anak buahnya seperti mengalami disorientasi. Beberapa menit kemudian kelima TBF Avenger ini pun raib tanpa sempat memberi sinyal SOS.
Hilangnya C-119
Kisah ajaib lainnya adalah hilangnya pesawat transpor C-119 Flying Boxcar pada 7 Juni 1965. Pesawat tambun mesin ganda milik AU AS bermuatan kargo ini, hari itu pukul 7.47 lepas landas dari Lanud Homestead. Pesawat dengan 10 awak ini terbang menuju Lapangan Terbang Grand Turk, Bahama, dan diharapkan mendarat pukul 11.23.
Pesawat ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanannya. Hal ini diketahui dari kontak radio yang masih terdengar hingga pukul 11. Sesungguhnya memang tak ada yang mencurigakan. Kerusakan teknis juga tak pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah sampai tujuan.
“Dalam kontak radio terakhir tak ada indikasi apa-apa bahwa pesawat tengah mengalami masalah. Namun setelah itu kami kehilangan jejaknya,” begitu ungkap juru bicara Penyelamat Pantai Miami. “Besar kemungkinan pesawat mengalami masalah kendali arah (steering trouble) hingga nyasar ke lain arah,” tambahnya.
“Benar-benar aneh. Sebuah pesawat terbang ke arah selatan Bahama dan hilang begitu saja tanpa jejak,” demikian komentar seorang veteran penerbang Perang Dunia II.
Banyak teori kemudian dihubung-hubungkan dengan segala kejadian di sana. Ada yang menyebut teori pelengkungan waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer, dan ada juga teori anomali magnetik-gravitasi. Selain itu ada juga yang mengaitkannya dengan fenomena gampa laut, serangan gelombang tidal, hingga lubang hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana. Aneh-aneh memang analisanya, namun tetap saja tak ada satu pun yang bisa menjelaskannya.
pergerakan gunung
REPUBLIKA.CO.ID, Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS An-Naml: 88)
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat.
Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit pada 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di Kutub Selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di bumi.
Pergerakan kerak bumi ini ditemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut: Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 kilometer, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil.
Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 centimeter per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantik menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS An-Naml: 88)
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat.
Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit pada 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di Kutub Selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di bumi.
Pergerakan kerak bumi ini ditemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut: Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 kilometer, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil.
Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 centimeter per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantik menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Singa di Taman Kosmik
Foto menakjubkan yang ditampilkan di bawah ini diambil menggunakan teleskop bernama VST (VLT Survey Telescope). Pada foto itu, ada 3 galaksi yang dikenal sebagai Leo Triplet. Teleskop besar normalnya hanya mempelajari salah satu dari galaksi-galaksi tersebut pada satu waktu. Tapi, dengan VST ketiga anggota galaksi dalam grup tersebut hanya dalam 1 foto.

Kelompok tiga galaksi itu disebut Leo Triplet karena di malam hari, mereka bisa ditemukan di kumpulan bintang-bintang yang membentuk rasi Leo. Konstelasi atau rasi bintang adalah gambaran yang dibuat dari reka imajinasi manusia yang berbentuk benda, manusia, atau hewan dengan menarik garis imajinasi untuk menghubungkan titik-titik bintang di langit malam. Leo, kata ini berasal dari bahasa latin yang artinya “Singa”, artinya rasi bintang ini tampak seperti singa. Tapi kalau kita melihat sendiri, garis yang ditarik antara bintang-bintang itu tidak akan benar-benar tampak seperti singa. Butuh lebih banyak imajinasi untuk memperlihatkan bentuk si raja hutan tersebut.
Mungkin pembaca sudah terbiasa dengan nama rasi bintang seperti Leo, Virgo, Pisces, Capricorn, Gemini, Aquarius, Taurus, Aries, Sagittarius, Cancer, Libra dan Scorpio dari horoskop majalah. Nah, rasi-rasi bintang tersebut disebut konstelasi zodiak.
Di majalah ada yang namanya horoskop yang menggunakan zodiak untuk meramal masa depan orang lain. Ini disebut astrologi. Tapi para astronom tentu tau kalau itu semua tidak benar. Konstelasi zodiak tidak pernah punya kaitan apalagi pengaruh dengan hidup manusia.
Memang masih banyak orang yang mencampuradukkan astronomi dan astrologi, tapi keduanya sebenarnya sangat berbeda. Astronomi adalah sains sedangkan astrologi bukan!
Fakta menarik : Meskipun sebenarnya ada 13 rasi bintang dalam zodiak, astrologer tidak menghiraukan keberadaan rasi bintang bernama Ophiuchus dan menyatakan kalau zodiak hanya terdiri dari 12 rasi bintang!

Tiga galaksi terang di rasi Leo sang singa. Kredit : ESO/INAF-VST/OmegaCAM. Acknowledgement: OmegaCen/Astro-WISE/Kapteyn Institute
Mungkin pembaca sudah terbiasa dengan nama rasi bintang seperti Leo, Virgo, Pisces, Capricorn, Gemini, Aquarius, Taurus, Aries, Sagittarius, Cancer, Libra dan Scorpio dari horoskop majalah. Nah, rasi-rasi bintang tersebut disebut konstelasi zodiak.
Di majalah ada yang namanya horoskop yang menggunakan zodiak untuk meramal masa depan orang lain. Ini disebut astrologi. Tapi para astronom tentu tau kalau itu semua tidak benar. Konstelasi zodiak tidak pernah punya kaitan apalagi pengaruh dengan hidup manusia.
Memang masih banyak orang yang mencampuradukkan astronomi dan astrologi, tapi keduanya sebenarnya sangat berbeda. Astronomi adalah sains sedangkan astrologi bukan!
Fakta menarik : Meskipun sebenarnya ada 13 rasi bintang dalam zodiak, astrologer tidak menghiraukan keberadaan rasi bintang bernama Ophiuchus dan menyatakan kalau zodiak hanya terdiri dari 12 rasi bintang!
Kejutan dari Merkurius
Wahana ruang angkasa MESSENGER aka si pembawa pesan telah melakukan perjalanan panjang dan penuh tantangan ke Merkurius, planet paling dekat dengan Matahari. Tapi astronom yang bekerja untuk misi MESENGER mengumumkan berbagai penemuan yang menunjukkan kalau perjalanan ke Merkurius memang sesuai dengan kerja keras yang sudah diberikan.

Wahana MESSENGER tidak bisa langsung ke Merkurius, karena perjalanan ke Merkuriu artinya sama dengan perjalanan menuju Matahari. Ini akan jadi masalah bagi MESSENGER karena gaya tarik dari gravitasi Matahari akan mempercepat wahana ruang angkasa ini masuk ke orbit Merkurius dan sekitarnya – dan bisa saja MESSENGER terbang melewati planet tersebut. Supaya bisa mengatasi masalah ini, MESSENGER harus cerdik memilih rute yang pas sambil menggunakan gravitasi planet lain untuk memperlambat dirinya dalam perjalanan ke Merkurius.
Karena memilih rute lain ini, perjalanan MESSENGER ke Merkurius butuh waktu lebih dari 6 tahun! Ia masuk ke orbit Merkurius sekitar 6 buan lalu. Dan baru 6 bulan kemudian, para astronom yang bekerja di misi tersebut bercerita apa yang sudah mereka pelajari selama ini. Dan ada beberapa kejutan!
Contohnya, astronom berharap di Merkurius ada banyak logam besi di permukaan planet terdekat dengan Matahari tersebut. Untuk mengetahui apakah dugaan itu benar, wahana MESENGER mempelajari bagaimana cahaya memantul di permukaan planet tersebut menggunakan kamera khusus. Ini karena untuk tipe batuan yang berbeda akan memantulkan chaya dengan cara yang berbeda. Tapi, hasilnya mengejutkan! Pengamatan MESSENGER menunjukkan hanya ada sedikit besi di permukaan Merkurius.
Fakta Menarik : MESSENGER adalah wahana ruang angkasa pertama yang mengorbit planet Merkurius. Tapi ada wahana ruang angkasa lain bernama Mariner 10 yang pernah terbang lintas di planet ini pada tahun 1975.

Wahana MESSENGER di Merkurius. kredit : NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington
Karena memilih rute lain ini, perjalanan MESSENGER ke Merkurius butuh waktu lebih dari 6 tahun! Ia masuk ke orbit Merkurius sekitar 6 buan lalu. Dan baru 6 bulan kemudian, para astronom yang bekerja di misi tersebut bercerita apa yang sudah mereka pelajari selama ini. Dan ada beberapa kejutan!
Contohnya, astronom berharap di Merkurius ada banyak logam besi di permukaan planet terdekat dengan Matahari tersebut. Untuk mengetahui apakah dugaan itu benar, wahana MESENGER mempelajari bagaimana cahaya memantul di permukaan planet tersebut menggunakan kamera khusus. Ini karena untuk tipe batuan yang berbeda akan memantulkan chaya dengan cara yang berbeda. Tapi, hasilnya mengejutkan! Pengamatan MESSENGER menunjukkan hanya ada sedikit besi di permukaan Merkurius.
Fakta Menarik : MESSENGER adalah wahana ruang angkasa pertama yang mengorbit planet Merkurius. Tapi ada wahana ruang angkasa lain bernama Mariner 10 yang pernah terbang lintas di planet ini pada tahun 1975.
Langganan:
Postingan (Atom)